MediaMahatidana — Ketua MPR RI Ahmad Muzani menghadiri pelantikan Pengurus Pusat Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (PP KB PII) periode 2024–2028 yang berlangsung di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pada Minggu (3/8/2025).
Acara pelantikan yang mengangkat tema “Penguatan Amal Usaha Menyongsong Visi Kemandirian Bangsa” ini menjadi momentum bagi Muzani untuk menyerukan pentingnya menjaga semangat kebangsaan dan konsensus nasional sebagai fondasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Negeri ini adalah milik kita semua. Mencintai Indonesia berarti mencintai rakyatnya, mencintai pengelola negaranya, dan menjaga kedaulatannya,” ujar Muzani dalam sambutannya.
Ia juga mengapresiasi peran historis Pelajar Islam Indonesia (PII) dalam menjaga nilai-nilai kebangsaan di masa-masa kritis sejarah Indonesia. Muzani menyebut PII memiliki rekam jejak dalam membela Pancasila, khususnya saat ideologi negara tersebut berada dalam tekanan, seperti pada tahun 1965 dan saat terjadi upaya pemaksaan asas tunggal.
Menjelang peringatan 80 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus mendatang, Muzani mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mengisi kemerdekaan dengan kontribusi nyata demi kemajuan bangsa.
Gedung GBHN dan Semangat Perjuangan
Dalam kesempatan lain pada kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI bersama alumni PII di Gedung GBHN, Muzani menyoroti pentingnya nilai historis gedung tersebut. Ia mengingatkan bahwa gedung itu pernah menjadi lokasi penyusunan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dan tempat berlangsungnya amandemen UUD 1945 di era reformasi.
“Ini adalah tempat bersejarah yang mencerminkan arah perjuangan bangsa. Pelantikan alumni PII di gedung ini merupakan kehormatan yang membanggakan,” ujarnya.
Muzani juga mengenang lahirnya PII pada tahun 1947, dua tahun setelah Indonesia merdeka. Organisasi ini, menurutnya, merupakan bentuk kesadaran para pelajar akan pentingnya mengisi kemerdekaan melalui pendidikan.
“Perjuangan fisik mungkin telah usai, tapi perjuangan untuk membangun bangsa lewat pendidikan harus terus dilanjutkan. Dari ruang kelas, sekolah, dan kampus, semangat kemerdekaan tetap hidup,” tambahnya.
Ia memuji PII sebagai organisasi yang adaptif dan responsif terhadap dinamika bangsa. “PII bisa kembali ke dunia pendidikan, namun ketika Indonesia memanggil, PII selalu hadir di garis depan,” tegas Muzani.
Tanggapan Soal Fenomena Bendera One Peace
Menanggapi fenomena bendera “One Peace” yang sempat menjadi sorotan publik, Muzani menyatakan bahwa hal tersebut merupakan bentuk ekspresi generasi muda terhadap semangat kemerdekaan.
“Itu adalah bentuk kreativitas dan inovasi anak muda. Esensinya tetap merah putih, sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan karena Republik ini telah berusia 80 tahun,” jelasnya.
Ia meyakini bahwa semangat merah putih di hati rakyat Indonesia tidak akan tergantikan, meski ditunjukkan dalam bentuk yang tidak konvensional.
Pesan Persatuan dan Ketahanan Bangsa
Mengakhiri sambutannya, Ketua MPR RI itu menegaskan pentingnya menjaga kekuatan negara dan semangat persatuan sebagai modal utama menuju Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera.
“Jika Republik ini kuat, maka rakyatnya akan kuat. Pancasila akan tetap tegak. Dan seluruh bangsa akan tumbuh bersama dalam kekuatan yang utuh,” pungkasnya.
Acara pelantikan turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, di antaranya Dewan Penasehat KB PII, Ketua Umum PP KB PII Dr. H. Nasrullah Larada, Ketua Dewan Pertimbangan KB PII Soetrisno Bachir, Rektor IPB sekaligus Sekretaris Dewan Pakar KB PII Prof. Arif Satria, serta Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden RI, Ali Mochtar Ngabalin, bersama jajaran alumni PII dari seluruh Indonesia.